Penentuan Kadar Besi (Fe) dengan Spektroskopi Serapan Atom
Penentuan Kadar Besi (Fe) dengan Spektroskopi Serapan Atom
1. Tujuan
Praktikum
Untuk
menentukan kadar logam besi (Fe) dalam air sungai dengan spektoskopi serapan
atom
2. Dasar
Teori
Kegiatan yang dikerjakan manusia hampir semuanya tidak lepas oleh
peranan air. Air juga berperan penting dalam melarutkan bermacam-macam jenis
zat yang diperlukan tubuh. Salah satu penyebaran air ialah terbentuknya sungai.
Air yang baik tentunya harus bebas dari kontaminan logam berat. Logam berat
merupakan logam yang berbahaya apabila masuk ke dalam lingkungan termasuk ke
dalam tubuh. Logam berat tersebut diantaranya adalah Fe, Pb, Fe, Cd dan Cr yang
mudah ditemukan pada lingkungan perairan yang tercemar oleh limbah terutama air
sungai. Logam berat tersebut dapat berdampak negatif pada kesehatan tubuh
apabila melebihi batas toleransi (Nurhaini & Affandi, 2016).
Besi (Fe) merupakan unsur melimpah di dalam alam. Apabila Fe
terakumulasi dalam tubuh dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Tidak hanya itu,
meningkatnya kegiatan industri dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Salah
satunya adalah kerusakan sungai dimana air menjadi keruh dan banyak ikan-ikan
yang mati. Tentunya hal ini dapat
memperburuk kualitas air dan membahayakan biota perairan.
Kandungan logam berat pada air sungai dapat dianalisis dengan metode Spektroskopi
Serapan Atom atau dapat juga dikatakan dengan Atomic Absorption Spectroscopy
(AAS). AAS ialah metode analisis
berdasarkan proses terserapnya energi oleh atom pada tingkat energi dasar (ground
state). Penyerapan tersebut mengakibatkan proses eksitasi elektron menuju tingkat
energi lebih tinggi. Prinsip metode AAS yaitu absorpsi cahaya oleh atom (Nasir, 2019).
Analisis kadar Fe juga dapat dilakukan menggunakan metode spektroskopi
UV-Vis. Prinsip kerja metode tersebut berdasarkan pada penyerapan sinar oleh zat
kimia tertentu pada daerah ultra violet dan sinar tampak. Larutan besi (Fe)
yang tidak berwarna dikomplekskan terlebih dahulu agar larutan menjadi berwarna
dan dapat dianalisa menggunakan spektroskopi UV-Vis (Destiarti & Idiawati, 2018).
AAS digunakan pada analisa kuantitatif untuk unsur logam berat. Kelebihan
metode AAS adalah memiliki sensitifitas yang tinggi yaitu dengan batas deteksi <
1 ppm, relatif mudah digunakan, sederhana, cepat, serta cuplikan yang
dibutuhkan sedikit. (Kiswandono et al., 2022). Berdasarkan hal tersebut, maka akan dilakukan
analisis kandungan logam Fe menggunakan metode AAS.
3. Metode
3.1. Alat
· Spektrofotometer Serapan Atom
· Beaker glass 50 mL
· Pipet tetes
· Labu takar 25 mL dan 50 mL
· Pipet volum 1 dan 5 mL
· Neraca analitis
· Bola hisap
· Pipet ukur 1 mL
3.2. Bahan
· Larutan standar Fe(NO3)3 dalam
HNO3 500 mg/L
· Aquades
· Larutan sampel air sungai
3.3. Langkah
kerja
·
Larutan
standar Fe
·
Larutan
sampel
4. Hasil
Alat instrumen spektroskopi serapan atom ditunjukan
seperti pada gambar 1.
Gambar 1.
Data
pengukuran absorbansi larutan standar ditunjukkan oleh tabel 1.
Tabel 1
Konsentrasi larutan standar |
Absorbansi |
1.00 |
0.0662 |
2.00 |
0.1035 |
3.00 |
0.1346 |
4.00 |
0.16494 |
5.00 |
0.2347 |
Grafik
absorbansi terhadap konsentrasi larutan standar dilihat pada gambar 2.
Gambar 2
5. Pembahasan
Praktikum pada kali ini berjudul Penentuan Kadar Besi (Fe) menggunakan
Spektroskopi Serapan Atom (AAS) yang memiliki tujuan untuk menentukan kadar
logam besi (Fe) pada air sungai dengan spektoskopi serapan atom. Prinsip kerja
spektroskopi serapan atom adalah absorpsi cahaya oleh atom.
Sistem peralatan dari AAS diantaranya adalah sumber cahaya, tabung gas
atomizer, monokromator detektor, serta recorder. Pada AAS, sumber sinar harus
memperhatikan energi yang dibutuhkan untuk mengeksitasi elektron dari atom yang
akan dianalisis dengan menggunakan lampu katoda berongga. Sampel yang dialirkan
pada alat lalu di tembak dengan lampu katoda yang sama dengan logam yang akan
dianalisis sehingga menghasilkan atom-atom dan informasi berupa nilai absorbansi
yang telah terukur.
Percobaan ini diawali dengan menyiapkan larutan standar dengan
konsentrasi masing-masing sebesar 1, 2, 3, 4, dan 5 ppm. Larutan kemudian
diukur absorbansinya dengan AAS. Absorbans yang diperoleh kemudian diplotkan
terhadap konsentrasi larutan standar. Berdasarkan percobaan diperoleh persamaan
regresi y = 0,0403x + 0,0208.
Grafik larutan standar dengan absorbansi pada hasil praktikum didapatkan
hubungan linear dengan nilai koefisien relasi (R2) adalah sebesar
0.9763. koefisien relasi yang didapatkan sudah cukup baik karena mendekati 1
yang berarti bahwa linearitasnya baik. Berdasarkan data hasil praktikum juga
menunjukkan semakin tinggi konsentrasi maka absorbansi semakin tinggi.
Nilai limit deteksi (LoD) pada pengujian logam Fe kali ini didapatkan
sebesar 0.894227. Limit deteksi merupakan jumlah terkecil analit di
dalam sampel yang dapat dideteksi dan memberikan respon yang signifikan. Nilai
LoD didapatkan dari hasil pembagian standar eror intercept dengan koefisien x
variabel 1 dan dikalikan 3. Nilai standar error dan koefisien dapat dicari
menggunakan menu regression pada data analisis di excel. Berikut merupakan
hasil regresi pada data analisis di excel.
SUMMARY OUTPUT |
||||||||
Regression Statistics |
||||||||
Multiple R |
0.988100056 |
|||||||
R Square |
0.976341721 |
|||||||
Adjusted R Square |
0.968455628 |
|||||||
Standard Error |
0.011450575 |
|||||||
Observations |
5 |
|||||||
ANOVA |
||||||||
|
df |
SS |
MS |
F |
Significance F |
|||
Regression |
1 |
0.016232841 |
0.016233 |
123.8055025 |
0.001555516 |
|||
Residual |
3 |
0.000393347 |
0.000131 |
|||||
Total |
4 |
0.016626188 |
|
|
|
|||
|
Coefficients |
Standard Error |
t Stat |
P-value |
Lower 95% |
Upper 95% |
Lower 95.0% |
Upper 95.0% |
Intercept |
0.02081 |
0.012009464 |
1.7328 |
0.181552486 |
-0.017409475 |
0.059029475 |
-0.017409475 |
0.059029475 |
X Variable 1 |
0.04029 |
0.00362099 |
11.12679 |
0.001555516 |
0.028766395 |
0.051813605 |
0.028766395 |
0.051813605 |
Batas kuantitasi (LoQ) merupakan nilai terkecil analit pada sampel yang masih
dapat diukur dengan tepat oleh alat. Untuk menentukan batas kuantitasi
didapatkan dari hasil perhitungan pada pembagian standar eror intercept dengan
koefisien x variabel 1 dan dikalikan 10 sehingga didapatkan nilai LoQ sebesar 2.980756. Sedangkan untuk Corr. Coef atau multiple R yang
didapatkan pada hasil praktikum sebesar 0,9881.
Nilai ketelitian dinyatakan dengan % RSD, besarnya nilai RSD menunjukkan
ketelitian pada analis, semakin kecil % RSD yang didapatkan, maka semakin
tinggi pula ketelitiannya. Berdasarkan data pada penelitian didapatkan nilai %
RSD pada sampel 1 sebesar 0.76, sampel 2 sebesar 0.10, sampel 3 sebesar 0.30,
sampel 4 sebesar 0.59, dan sampel 5 sebesar 0.68. berdasarkan data tersebut
nilai % RSD < 5% sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai % RSD semua sampel
bernilai baik.
Berdasarkan hasil praktikum, didapatkan konsentrasi sampel 1, 2, 3 dan 4
berturut-turut sebanyak 0.84, 2.95, 7.30, dan 6.85. berdasarkan hal tersebut,
didapatkan nilai sampel 1 berada di bawah LoD dan LoQ. Hasil sampel 2 berada di
atas LoD dan di bawah LoQ. Sedangkan sampel 3 dan 4 berada di atas LoD dan LoQ.
Hal ini menandakan nilai sampel yang berada di atas LoD. Sebelumnya didapatkan
nilai LoD sebesar 0.894227. Hal ini berarti metode ini dapat menganalisis kadar sebesar
0.894227. Jika kadar sampel kurang dari nilai LoD maka metode
ini kurang dapat mendeteksi sampel dan memiliki kesalahan yang tinggi.
Nilai LoQ didapatkan sebesar 2.980756. hal ini berarti nilai analit dapat dianalisis secara
presisi di atas 2.980756. Apabila nilai konsentrasi sampel berada di atas
nilai LoQ berarti nilai LoQ dikatakan baik, sehingga dapat diterima dalam
presisi dan akurasi.
6. Kesimpulan
Salah satu cara menentukan kadar logam besi (Fe) pada air sungai dapat menggunakan metode
Spektroskopi Serapan Atom (AAS). Berdasarkan percobaan diperoleh persamaan
regresi y = 0,0403x + 0,0208. Nilai R2 sebesar 0.9763. nilai LoD dan
LoQ berturut-turut adalah 0.894227 dan 2.980756. Nilai Corr. Coef atau multiple R yang didapatkan
pada hasil praktikum sebesar 0,9881. Serta nilai % RSD untuk semua sampel bersifat baik karena
bernilai < 5%.
7. Referensi
Destiarti, L., & Idiawati, N. (2018). PENENTUAN
KADAR BESI (Fe) PADA AIR GAMBUT MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER ULTRA
VIOLET-VISIBLE DENGAN PERBANDINGAN PENGOMPLEKS FENANTROLIN DAN ALIZARIN RED S. Jurnal
Kimia Khatulistiwa, 7(3), 109–117. Retieved from:
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jkkmipa/article/view/26659/75676577350
Kiswandono, A., Prasetyo,
S., Rinawati, Rahmawati, A., & Risgiyanto, A. (2022). ANALISIS LOGAM BERAT
CD, FE DAN PB PADA AIR SUNGAI WAY UMPU KABUPATEN WAY KANAN SECARA
SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM. Analit: Analytical and Environmental
Chemistry, 7(1), 68–79.
http://dx.doi.org/10.23960%2Faec.v7i1.2022.p68-79
Nasir, M. (2019). Spektrometri
Serapan Atom. Aceh: Syiah Kuala University Press
Nurhaini, R., &
Affandi, M. (2016). ANALISA LOGAM BESI (Fe) DI SUNGAI PASAR DAERAH BELANGWETAN
KLATEN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM. Jurnal Ilmiah Manuntung,
2(1), 39–43. https://doi.org/10.51352/jim.v2i1.44
Komentar
Posting Komentar